Senin, 26 Juli 2010

Bisnis Pengecer Masih Tokcer


Bisnis minimarket atawa toko swalayan mini muncul menjadi primadona baru sepanjang tahun ini. Bak cendawan di musim hujan, gerai-gerai swalayan mini baru terus bermunculan. Indomaret, jaringan toko swalayan mini terbesar di Indonesia, baru saja meresmikan gerainya yang ke-1001. Separo dari gerai itu Indomaret adalah milik terwaralaba.
Pesaing dekatnya, Alfamart, kini sudah mempunyai 900 toko. Adapun gerai OMI berjumlah 100 unit. Kalau dihitung-hitung, dari ketiga jaringan ini saja di seluruh Indonesia sekarang ada 2.000 toko swalayan mini. Ini belum termasuk perusahaan swalayan mini lain yang jumlahnya, boleh jadi, mencapai ribuan. Ketiga jaringan waralaba swalayan mini terbesar di Indonesia itu mengaku sampai kewalahan memenuhi permintaan orang-orang yang ingin menjadi mitra waralaba mereka (frahchisee). “Permintaannya dari mana-mana; bahkan ada juga yang dari Papua,” kata Markus Hendarto, Business Development Indomaret.
Menariknya, ternyata bukan hanya masyarakat biasa yang kepincut dengan bisnis eceran ini. Koperasi, kalangan pejabat, dan artis pun tertarik untuk mencobanya
Meskipun sudah tumbuh subur, toh Indomaret, Alfamart, serta OMI belum mau berhenti mengembangkan jaringannya. Menurut mereka, jumlah swalayan mini yang ada sekarang ini masih terbilang sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang sudah melampaui 200 juta jiwa. Apalagi, sebagian besar toko swalayan mini milik mereka masih terkonsentrasi di Pulau Jawa; khususnya wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi ( Jabotabek). “Peluangnya masih besar. Masih banyak daerah-daerah yang belum digarap,” ujar Didit Setiadi, Manajer Humas PT Sumber Alfaria Trijaya, pewaralaba Alfamart.
Tambah lagi, perekonomian diharapkan membaik di tahun ini, sehingga bisnis ritel akan semakin cerah. Sebab, bila ekonomi bertumbuh lebih cepat, daya beli masyarakat akan meningkat. Itu artinya, jumlah belanjaan masyarakat bakal meningkat pula.
Selain itu, ada tren masyarakat lebih senang belanja di toko-toko modern. Toko swalayan mini tentu lebih dingin, lebih bersih, dan lebih nyaman ketimbang warung biasa atau kios di pasar tradisional. Soal harga, selisihnya juga tak lagi terlalu besar. Apalagi belakangan swalayan mini banyak menggelar aksi diskon gede-gedean.
Tak heran, perusahaan-perusahaan pewaralaba swalayan mini itu sudah memasang target tinggi. Indomaret bertekad membuka 500 gerai baru tahun depan. Ini sama persis dengan target yang dipasang Alfamart. “Kami akan mulai fokus mengembangkan jaringan di wilayah Jawa Tengah,” terang Didit. Adapun OMI berencana membuka 100 toko swalayan mini sepanjang 2005.
Prosesnya cepat dan mudah
Kalau mau, Anda bisa menangkap peluang usaha ini. Apalagi, untuk bisa menjadi mitra waralaba Indomaret, Alfamart, atau OMI caranya sangat gampang. Yang paling penting, Anda bisa menyediakan tempat untuk membuka toko swalayan tersebut. Bisa milik sendiri, bisa pula dengan menyewanya. Anda juga tak harus menyediakan duit yang terlalu banyak sebagai modal awal. Dengan modal awal sekitar Rp 100 juta, Anda sudah bisa memiliki sebuah toko swalayan mini dengan tipe yang paling kecil.
Bagaimana kalau tak mempunyai modal sendiri? Alfamart siap memberikan fasilitas pinjaman untuk calon mitranya yang tidak memiliki modal yang cukup, asalkan memiliki tempat yang strategis. Cuma, jika Anda menginginkan untuk memiliki swalayan mini yang lebih besar, tentu saja Anda harus menyetor modal awal yang lebih besar pula. Yang paling ideal, Anda bisa menyediakan dana sekitar Rp 300 juta.
Selanjutnya, perusahaan pewaralaba akan mengurusi seluruh urusan tetek-bengek persiapan toko. Mulai dari renovasi ruang, pemasangan rak-rak dan komputer kasir, promosi awal, sampai penyediaan stok awal barang-barang dagangan. Pokoknya, Anda terima beres. Paling-paling Anda tinggal merekrut beberapa pramuniaga dan kasir untuk menunggui toko swalayan Anda.
Setelah semuanya siap, Anda bisa mulai berjualan dan mengumpulkan rupiah demi rupiah dari toko swalayan Anda. Urusan suplai barang dagangan, yang seharusnya terus berganti, tak perlu Anda khawatirkan benar. Pewaralaba secara rutin akan mengirimkan barang-barang tersebut langsung ke toko Anda. Jika semuanya lancar, dalam waktu sekitar 2-4 tahun, Anda pun akan balik modal.
Nah, cobalah pasang radar dan cari lokasi yang strategis, sebutlah di dekat kompleks perumahan, sekolah, pasar, atau rumah sakit. Semakin strategis lokasi toko swalayan mini Anda, semakin cepat pula modal Anda akan kembali. Selain itu, sebaiknya, Anda juga mau terjun langsung mengurusi toko swalayan Anda. Dengan begitu, bisnis Anda akan lebih terkontrol.
Juragan Ritel di Jaringan Besar
Anda tertarik berbisnis waralaba minimarket? Boleh saja. Namun, sebaiknya Anda memilih skema waralaba yang paling sesuai dengan kekuatan modal dan kondisi lokasi yang Anda miliki.
Nah, untuk memudahkan Anda menimbang-nimbang dan menjatuhkan pilihan, marilah kita pelajari skema waralaba yang ditawarkan oleh ketiga perusahaan tersebut.
* Waralaba Alfamart
Jika Anda hanya memiliki tempat usaha, tapi tidak memiliki modal awal yang cukup, Anda bisa mencoba mendaftar menjadi terwaralaba Alfamart. Pasalnya, Alfamart memiliki skema Operator Mandiri (Independent Operator, IO) yang sangat cocok dengan Anda. Dengan mengikuti skema IO ini, Anda cukup menyediakan tempat saja. Anda juga tidak tak perlu membayar franchise fee. Untuk modal awal, Alfamart bahkan akan memberikan pinjaman sekitar Rp 150 juta-Rp 200 juta. Duit itu akan digunakan untuk mengurus semua persiapan pembukaan minimarket.
Cuma, sebagai IO Anda tak bisa buru-buru menikmati keuntungan. Selama sekitar empat tahun sejak gerai milik Anda beroperasi, Anda harus melunasi pinjaman tadi terlebih dulu. Dengan asumsi penjualan Rp 6 juta sehari, selama empat tahun itu Anda hanya akan menikmati bonus sekitar Rp 6 juta-Rp 7 juta per bulan. Jika utang Anda sudah lunas, baru Anda bisa mulai menikmati keuntungan Anda secara utuh. Pada saat yang sama, Anda pun secara resmi menjadi terwaralaba (franchisee) Alfamart. Jikalau Anda memiliki tempat sekaligus modal, Anda bisa memilih skema waralaba murni Alfamart sejak awal. Untuk skema ini, modal duit tunai yang harus Anda sediakan adalah sekitar Rp 200 juta-Rp 300 juta (lihat tabel: Perbandingan Skema Waralaba Minimarket). Adapun soal tempat, Anda bisa membuka gerai di ruko berukuran sekitar 40 m2 hingga 120 m2.
Kalau mau cara instan, Anda tinggal membeli toko-toko Alfamart yang sudah jadi (take over). Selain cepat, gerai toko swalayan mini ini biasanya juga sudah mapan karena sudah beroperasi lebih dari satu tahun. Ini ibarat Anda membeli pohon yang sudah berbuah dan tinggal memanennya. Cuma, harga gerai semacam ini tentu saja tak bisa dikatakan murah. Anda mesti merogoh duit sekitar Rp 400-Rp 500 juta untuk mengambil alih satu gerainya.
Asal sudah berhasil membukukan omzet sekitar Rp 5 juta per hari, itu artinya gerai Alfamart Anda termasuk berhasil. “Kalau sudah lewat Rp 6 juta sehari itu sudah aman,” ujar Didit Setiadi, Manajer Humas PT Sumber Alfaria Trijaya, pewaralaba Alfamart. Setelah dikurangi biaya royalti (lihat tarif royalti di tabel), Anda pun sudah bisa mulai mengantongi keuntungan bersih saban bulannya. Dan, sekitar tiga tahun, Insya Allah, modal Anda akan kembali.
* Waralaba OMI
Skema waralaba Outlet Mitra Indogrosir (OMI) yang ditawarkan PT Inti Citra Cakrawala sangat fleksibel. Model tokonya memang tetap harus seragam, tapi Anda bebas menamai gerai OMI Anda dengan nama yang Anda sukai. Selain itu, OMI juga menawarkan skema waralaba yang paling komplet.
Jika modal Anda cekak, Anda bisa memilih tipe paling kecil, yakni tipe R-10 (10 rak). Luas ruangan yang diperlukan untuk tipe ini hanya sekitar 22 m2. Modal awalnya hanya sekitar Rp 100 juta. Itu sudah bisa menutup seluruh biaya perlengkapan toko, barang dagangan senilai Rp 35 juta, dan franchise fee sebesar Rp 10 juta (untuk lima tahun). Pokoknya murah-meriah. “Asal penjualan bisa mencapai Rp 2,5 juta per hari, terwaralaba bisa balik modal dalam waktu sekitar 25 bulan,” ujar Uun Febryan, Franchising Manager OMI.
Terlalu kecil? Anda bisa memilih tipe lain yang lebih luas. Ada tipe R-15, terdiri dari 15 rak, yang membutuhkan ruang seluas 30 m2. Ada pula tipe R-29 yang terdiri dari 29 rak dengan luas ruang 60 m2. Kalau mau lebih besar lagi, Anda bisa memilih dan R-39, 39 rak, dengan luas ruang 90 m2.
Dalam memilih tipe ini, ingatlah, semakin luas tipe yang Anda pilih, semakin besar pula modal awal yang harus Anda sediakan. Untuk tipe R-39, misalnya, Anda harus menyediakan duit tak kurang dari Rp 300 juta. Modal ini bisa kembali dalam waktu sekitar tiga tahun. Dengan catatan penjualan gerai OMI Anda bisa mencapai Rp 5 juta sehari.
* Waralaba Indomaret
Untuk bisa bergabung menjadi terwaralaba Indomaret, Anda harus menyediakan ruang usaha seluas sekitar 60 m2 sampai 150 m2. Anda juga harus menyediakan modal awal sekitar Rp 250 juta-Rp 350 juta. “Di luar Jabotabek, modal yang diperlukan lebih kecil,” terang Markus Hendarto, Business Development Indomaret.
Dibandingkan dengan Alfamart dan OMI, PT Indomarco Prismatama-pewaralaba Indomaret-memang paling berpengalaman dalam bisnis ritel. Maklum, Indomarco merupakan perusahaan pertama yang menawarkan waralaba minimarket. Jaringan gerai swalayan mini Indomaret juga paling luas ketimbang dua perusahaan lain.
Mungkin karena kelebihan-kelebihan inilah, Indomaret memasang ongkos waralaba (franchise fee) yang paling mahal. Untuk periode kerja sama selama lima tahun, terwaralaba harus membayar franchise fee sebesar Rp 75 juta (belum termasuk PPN). Bandingkan dengan franchise fee Alfamart yang hanya Rp 45 juta, atau franchise fee OMI yang paling pol hanya Rp 35 juta (tipe R-39) untuk periode lima tahun.
Meskipun begitu, Markus yakin prospek minimarket Indomaret tak kalah bagus ketimbang dua rivalnya itu. “Rata-rata penjualan gerai-gerai kami bisa mencapai sekitar Rp 8,5 juta per hari,” ujarnya. Dengan omzet segini, gerai Indomaret rata-rata bisa balik modal dalam waktu sekitar 3,5 tahun. “Bahkan, kalau omzetnya lebih besar, dalam 2,5 tahun juga sudah bisa balik modal,” imbuh Markus.
Sekali Mencoba langsung Ketagihan
Sebagai penyanyi, pamor Endang Sukesih Taurina memang sudah memudar. Akan tetapi, jangan dikira pelantun tembang-tembang melankolis ini lantas menganggur. Saat ini Endang sedang sibuk-sibuknya mengurus bisnis barunya; yaitu bisnis minimarket alias toko swalayan mini. Hampir setiap hari, sejak setahun terakhir, Endang rajin nongkrong di toko swalayannya yang diberi nama Salsabila Minimarket.
Asal tahu saja, awalnya Endang sebenarnya sama sekali tak tertarik menggeluti usaha ritel tersebut. “Pusing melihat hitung-hitungannya,” kenangnya. Cuma, karena sang suami terus mendorongnya, akhirnya Endang pun nekat mencobanya. Beruntung, ia dan suaminya memiliki sebuah ruko nganggur yang ada di dalam Perumahan Irigasi, Bekasi. Dulu ruko ini mereka beli sekitar Rp 350 juta. Maka, mereka menyulap ruko itu menjadi sebuah gerai toko swalayan.
Lantaran merasa tak begitu memahami seluk-beluk bisnis eceran ini, Endang memilih untuk mendaftar menjadi terwaralaba (franchisee) Outlet Mitra Indogrosir ( OMI). “Lebih baik pakai brand orang lain,” ujar Endang, “Sekalian belajar, mumpung ada yang ngajarin.”
Karena masih coba-coba, Endang pun lantas memilih tipe gerai yang paling kecil, yaitu tipe R-15 (15 rak)-waktu itu belum ada tipe R-10. “Untuk investasi awal, saya mengeluarkan modal sekitar Rp 250 juta,” cerita Endang blak-blakan. Duit itu dipakai untuk membeli peralatan toko seperti rak dan komputer kasir, kulakan barang dagangan, serta untuk membayar franchise fee kepada pihak OMI.
Tak disangka, bisnis toko swalayan yang awalnya cuma coba-coba itu cukup berhasil. Saban hari Salsabila Minimarket tak pernah sepi pengunjung. Dengan semangat, Endang pun kemudian meningkatkan tipe gerainya menjadi tipe R-29 (29 rak). Setelah perluasan ini, jumlah barang yang bisa dipajang di tokonya menjadi semakin banyak dan lebih lengkap.
Tak pelak, omzet swalayan mini Endang pun semakin meningkat. Ketika masih tipe R-15, Endang paling-paling hanya bisa membukukan penjualan sebesar Rp 2,4 juta per hari. Kini, setelah menjadi tipe R-29 omzetnya sudah melejit menjadi sekitar Rp 3,5 juta per hari; atau sekitar Rp 105 juta sebulan. Untuk ukuran toko swalayan yang belum genap berusia satu tahun, omzet segitu jelas termasuk besar.
Saat ini Endang memang mengaku belum balik modal. Meskipun begitu, ia tetap optimistis bisnis swalayannya memiliki prospek yang bagus. Bahkan, dalam waktu dekat Endang juga berencana membuka sebuah gerai toko swalayan OMI lagi. “Soalnya, bisnis ini menjual barang kebutuhan sehari-hari. Orang pasti memerlukannya,” katanya. Selain itu, lokasi Salsabila juga sangat strategis karena berdekatan dengan sebuah rumah sakit.
Oh, ya, Endang juga memiliki resep khusus agar bisnis toko swalayannya bisa berjalan lebih lancar. “Kita harus mau terjun langsung mengurusinya sehingga minimarket lebih terkontrol,” katanya berbagi ilmu. Karena itu, jangan heran kalau suatu saat Anda melihat Endang langsung terjun menjadi kasir di toko swalayannya. Wah, bisnis minimarket memang endang…,eh, enak bo!
(www.kontan-online.com)

2 komentar:

  1. g d modal tapi tempat sangat strategis

    BalasHapus
  2. kalau anda tidak punya modal di alfamart bisa dipinjami modal terlebih dahulu tetapi pihak alfamart akan melihat tempat usaha anda..trimakasih

    BalasHapus